Insight
Tuesday, 26 November 2024
CyberArk 2024 Identity Security Threat Landscape Report menunjukan bahwa 93% dari organisasi mengalami data breach sebanyak 2 kali atau lebih karena kegagalan dalam pengelolaan akses dan identitas.
Key Takeaways
Dalam era digital, keamanan siber telah menjadi prioritas utama bagi organisasi di seluruh dunia. Laporan dari Cybersecurity Ventures memprediksi bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh serangan siber akan mencapai $10,5 triliun pada tahun 2025. Di Indonesia sendiri, serangan siber terus meningkat, dengan kasus kebocoran data yang menjadi sorotan publik. Masalah ini menunjukkan bahwa pendekatan keamanan tradisional, yang hanya fokus pada perlindungan perimeter, tidak lagi cukup.
Organisasi perlu mengadopsi pendekatan yang lebih modern dan adaptif untuk melindungi data dan infrastruktur mereka. Salah satu pendekatan terbaik yang diakui secara global adalah Zero Trust Security.
Zero Trust Security adalah strategi keamanan siber yang beroperasi berdasarkan prinsip "Never trust, always verify" atau “tidak mempercayai siapa pun tanpa verifikasi”. Pendekatan ini mengubah paradigma tradisional dengan menekankan kontrol akses yang ketat, menekankan bahwa tidak ada user, device, atau sistem yang secara otomatis dianggap aman, bahkan jika mereka berada dalam jaringan internal.
Strategi ini menggunakan beberapa pendekatan utama untuk meningkatkan keamanan, seperti:
Dengan menerapkan Zero Trust, organisasi dapat memastikan bahwa akses ke sistem mereka hanya diberikan kepada entitas yang benar-benar terverifikasi dan berhak.
Agar pengadopsian Zero Trust dapat berjalan dengan sukses, organisasi juga perlu mengimplementasikan Identity and Access Management (IAM).
Salah satu elemen utama dari Zero Trust Security adalah Identity and Access Management (IAM). IAM bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap entitas yang ingin mengakses sistem telah diverifikasi dan hanya memiliki hak akses yang sesuai.
Multi-Factor Authentication (MFA) adalah lapisan keamanan tambahan yang mengharuskan user untuk memberikan lebih dari satu bentuk verifikasi identitas saat login untuk memastikan keamanan yang jauh lebih kuat daripada hanya mengandalkan kata sandi saja.
Role-Based Access Control (RBAC) adalah model kontrol akses yang memberikan izin kepada berdasarkan peran mereka dalam organisasi sehingga meminimalkan risiko akses yang tidak perlu.
Real-time monitoring adalah proses pemantauan aktivitas pengguna dan perangkat secara terus-menerus untuk mendeteksi anomali atau aktivitas mencurigakan. Hal Ini membantu tim keamanan untuk merespons ancaman dengan cepat.
Zero standing privileges adalah prinsip keamanan yang menyatakan bahwa tidak ada user atau device yang memiliki akses permanen ke sistem. Akses hanya diberikan berdasarkan kebutuhan saat itu dan dicabut setelah tugas selesai.
Dengan mengadopsi Zero Trust Security dan mengimplementasikan IAM yang kuat, organisasi dapat meningkatkan keamanan siber mereka secara signifikan. Hal ini penting untuk melindungi data sensitif, menjaga reputasi, dan memastikan kelangsungan bisnis di era digital yang penuh tantangan ini.
Ingin perdalam ilmu Keamanan Siber? Join kelas Cyber Security di Multimatics! Kami menyediakan beragam program seperti IT Specialist: Cybersecurity, IT Specialist: Network Security, Certified Ethical Hacker (CEH®), Certified Network Defender (CND), dan lainnya.
Klik di sini untuk informasi lebih lanjut!
Sumber
CyberArk. (2024). Identity Security Threat Landscape 2024 Report. https://www.cyberark.com/resources/ebooks/identity-security-threat-landscape-2024-report
Forinet. (n.d.). What Is the Zero Trust Security Model? How Does it Work? https://www.fortinet.com/resources/cyberglossary/what-is-the-zero-trust-network-security-model
Magazine, C. (2024). Cybercrime to cost the world $10.5 trillion annually by 2025. Cybercrime Magazine. https://cybersecurityventures.com/hackerpocalypse-cybercrime-report-2016/